Kamis, 24 Maret 2011

Menginstal dan Mendiagnosa Perbaikan Perangkat Jaringan

A. STANDAR KOMPETENSI

Menginstalasi dan mendiagnosa perbaikan perangkat jaringan
local (LAN)
B. KOMPETENSI DASAR
• Memasang kabel UTP pada jaringan
• Memasang jaringan nirkabel
• Menginstal non manageable switch pada jaringan
• Mendiagnosa jaringan lokal
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan Pembelajaran siswa diharapkan
dapat :
• Mengerti dan memahami media komunikasi
• Mengerti dan memahami jenis-jenis kabel
• Mengerti dan memahami standar pengkabelan
• Menginstalasi kabel UTP pada jaringan
• Menginstalasi jaringan nirkabel
• Menginstalasi jaringan local
• Mendiagnosa jaringan local

D. URAIAN MATERI
Kabel merupakan jalur untuk memindahkan informasi (data) dari
satu perangkat ke perangkat yang lain. Ada beberapa macam
kabel yang digunakan pada jaringan local (LAN). Suatu jaringan
dapat menggunakan satu jenis kabel ataupun lebih dari satu
jenis kabel. Pemakaian kabel harus disesuaikan dengan topologi
jaringan, protocol dan ukuran.
Unshielded Twisted Pair
Twisted Pair memiliki dua jenis : Shielded dan unshielded.
Unshielded twisted pair (UTP) merupakan kabel yang umum dan
sering digunakan pada jaringan lokal.
Kabel UTP terdiri atas 8 wire yang ditandai dengan 8 warna
berbeda, dibuat menjadi 4 pasang wire yang dibungkus sebuah
jaket pengaman. Masing-masing pasangan kabel tersebut saling
melilit (twisted) antara satu wire dengan wire lainnya.
Type Use
Category 1 Voice Only (Telephone Wire)
Category 2 Data to 4 Mbps (LocalTalk)
Category 3 Data to 10 Mbps (Ethernet)
Category 4 Data to 20 Mbps (16 Mbps Token Ring)

Category 5 Data to 100 Mbps (Fast Ethernet)
Kabel UTP yang banyak digunakan untuk Local Area Network
adalah UTP Category 5 terutama kategori 5e.
Untuk menghubungkan satu peralatan jaringan dengan
peralatan yang lain, maka pada dua ujung kabel UTP tersebut
diberikan konektor UTP atau yang lebih dikenal sebagai RJ-45.
Konektor RJ-45 memiliki 8 port yang sesuai dengan jumlah wire di
dalam jaket UTP. Kedelapan wire tersebut harus dimasukkan ke
dalam port-port RJ-45 dan harus dikunci agar tidak terlepas.
Untuk itu diperlukan alat yang disebut Crimping Tool.
EIA / TIA (Electrical Industry Association/Telecomunication
Industry Association) telah mengeluarkan standar urutan kabel
UTP yang disebut standar internasional. Ada 2 standar urutan
kabel.
1. Kode Warna T-568A
No Urutan Warna Tugas dalam
Transmisi
1 Hijau/putih RD+ (Data Terima +)
2 Hijau RD- (Data Terima -)
3 Orange/putih TD+ (Data Kirim +)
4 Biru NC (tidak dipakai)
5 Biru/putih NC (tidak dipakai)
6 Orange TD- (Data Kirim -)
7 Coklat/putih NC (tidak dipakai)
8 Coklat NC (tidak dipakai)



2. Kode Warna T-568B
Kode T-568B didapat dengan menukar urutan kabel
pada urutan ke-1 dengan ke-3 dan urutan ke-2
dengan urutan ke-6 pada standar T-568A sehingga
leboh dikenal dengan rumus 1-3, 2-6.
No Urutan Warna Tugas dalam Transmisi
1 Orange/putih RD+ (Data Terima +)
2 Orange RD- (Data Terima -)
3 Hijau/putih TD+ (Data Kirim +)
4 Biru NC (tidak dipakai)
5 Biru/putih NC (tidak dipakai)
6 Hijau TD- (Data Kirim -)
7 Coklat/putih NC (tidak dipakai)
8 Coklat NC (tidak dipakai)
Pada umumnya kode warna T-568B lebih sering
igunakan oleh kebanyakan network administrator.
Pada kondisi tertentu harus melakukan cross-over, yaitu salah
satu ujung dari kabel menggunakan standar kode warna T-568A
dan ujung lainnya menggunakan kode warna T-568B.
Kondisi tersebut antara lain :
1. Menghubungkan satu Ethernet dengan Ethernet yang lain
secara langsung
2. Menghubungkan satu switch dengan switch yang lain
dengan menggunakan port biasa ( bukan port UP-Link)
3. Menghubungkan peralatan jaringan seperti router, bridge,
gateway, radio link secara langsung.

Memasang Konektor RJ-45
Berikut ini adalah cara memasang ujung RJ-45 ke ujung kabel
UTP:
1. Buka dan lepas pembungkus kabel UTP dengan crimping tool
2. Urutkan wire sesuai standar internasional T-568B
3. Rapikan dan ratakan ujung 8 wire yang telah diurutkan
4. Masukkan wire yang telah diurutkan tersebut ke dalam
konektor RJ-45 dan pastikan urutannya tidak berubah
5. Pastikan bahwa ujung 8 wire mencapai bagian terdalam dari
konektor RJ-45
6. Kunci konektor RJ-45 dengan crimping tool
7. Lakukan hal yang sama untuk ujung yang lain
8. Periksa koneksi dengan menggunakan tester.
Cara Pemasangan kabel ke konektor

Mengunci konektor dengan crimping tool
Contoh hasil akhir pengkabelan
Shielded Twisted Pair
Pada dasarnya kabel ini sama dengan UTP hanya saja STP
memiliki pembungkus yang lebih kuat. Sehingga kabel ini sangat
cocok digunakan untuk konfigurasi kabel outdor. Shielded
twisted pair lebih sering digunakan untuk jaringan dengan
topologi ring.
Coaxial
Kabel coaxial hanya memiliki satu konduktor yang berada di
pusat kabel. Kabel ini juga memiliki lapisan plastic yang berfungsi
untuk pembatas konduktor dengan anyaman kabel yang ada
layer berikutnya. Metal shield (anyaman kabel) berfungsi untuk
membantu mencegah inrferensi alat elektronik yang
menimbulkan interferensi.

Ada dua jenis kabel coaxial :
1. Thin Coaxial yang biasa disebut thinnet atau biasa dikodekan
10Base2. Angka 2 menandakan bahwa jarak maksimum
hubungan antara perangkat yang satu dengan yang lain
menggunkan kabel iniadalah 200 meter. Tetapi kenyataanya
jarak maksimum hanya berkisar 185 meter saja.
2. Thick Coaxial yang biasa disebut thicknet atau dikodekan
dengan 10Base5 memiliki jarak maksimum 500 meter. Thicknet
memiliki pembungkus ekstra tebal yang membantu menjaga
kondisi permukaan kabel.
Konektor yang digunakan pada kabel coaxial adalah konektor
BNC (Bayone-Neill-Concelman). Konektor BNC terdiri dari Tconnector,
barrel dan terminator.
Kabel Optik (Fiber Optik)
Fiber optik memiliki inti kaca yang dilindungi beberapa layer
pelindung. Dengan pengiriman yang menggunakan sinar, maka
interferensi sangat minim sekalai. Fiber optik memiliki jarak yang
lebih jauh daripada twisted pair dan coaxial. Kabel ini juga
memiliki kecepatan dalam pengiriman data. Fiber optik
mempunya kode standar 10BaseF.

Konektor Fiber Optik
Seperti halnya Twisted pair dan coaxial, FO juga memiliki
konektor pada ujung kabelnya. Koktor yang digunakan adalah
konektor ST. Bahkan saat ini sudah muncul konektor yang lebih
baru yaitu konektor SC.
Tabel Spesifikasi Kabel
Specification Cable Type Maximum length
10BaseT Unshielded Twisted Pair 100 meters
10Base2 Thin Coaxial 185 meters
10Base5 Thick Coaxial 500 meters
10BaseF Fiber Optic 2000 meters
100BaseT Unshielded Twisted Pair 100 meters
100BaseTX Unshielded Twisted Pair 220 meters

Wireless LAN (WLAN)
Pada dasarnya Wireless LAN (WLAN) memiliki kesamaan dengan
jaringan yang menggunakan Ethernet card, perbedaan utama
hanya pada media transmisinya, yaitu melalui udara dengan
menggunakan gelombang radio.
Access Point (AP) pada WLAN memiliki fungsi yang mirip dengan
hub/switch. Pada menggunakan AP, peralatan wireless hanya
dapat berkomunikasi secara point to point saja. Dalam jaringan
yang menggunakan kabel disebut cross link sedangkan pada
wireless istilah point to point biasa disebut ad-hoc.
Dalam sebuah sistem WLAN, access point akan mengeluarkan
sinyal (code) SSID (Service Set Identification) dalam radius
tertentu. Agar semua komputer yang masih dalam jangkauan
access point dapat terhubung di dalam jaringan wireless

tersebut, masing-masing komputer harus mengisi SSID yang sama
seperti pada access point.
Selain SSID, untuk mencapai keamanan yang lebih tinggi, semua
perangkat wireless telah dilengkapi dengan fitur keamanan
seperti MAC (Medium Access Control) address, WEP (Wired
Equivalent Privacy), dan lain-lain. Tujuan dari fitur-fitur diatas
adalah untuk membatasi koneksi, sehingga tidak semua orang
dapat terkoneksi dengan access point.
WLAN diatur oleh lembaga IEEE berdasarkan spesifikasi 802.11,
berikut ini beberapa protokol pada WLAN:
802.11b
Digunakan mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan
frekuensi 2,4 Ghz. Maksimum bandwidth yang bisa dicapai
adalah 11Mbps (Megabit per second). Pada koneksi ini,
modulasi yang digunakan adalah DSSS (Direct Sequence Spread
Spectrum). Kanal yang tidak overlapping berjumlah 3, yaitu
kanal 1, kanal 6 dan kanal 11. Protokol ini kompatibel dengan
tipe 802.11g jika tipe 802.11g beroperasi pada mode mixed.
802.11a
Digunakan mulai akhir 2001 dengan menggunakan frekuensi
5Ghz. Maksimum bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54Mbps
sementara modulasi sinyal yang digunakan adalah OFDM
(Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Kanal yang tidak
overlapping berjumlah 12 (bisa lebih). T ipe ini tidak kompatibel
denga tipe b maupun g.

802.11g
Digunakan mulai pertengahan tahun 2003 dengan
menggunakan frekuensi 2,4Ghz. Maksimum bandwidth yang
bisa dicapai sebesar 54Mbps. Modulasi yang dighunakan
adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping berjumlah 3 buah.
Protokol ini kompatibel dengan tipe b namun hasilnya mengikuti
tipe b.
802.11a/g
Tipe protokol ini mulai diperkenalkan pertengahan 2003 dengan
menggunakan frekuensi 2,4 Ghz dan 5Ghz. Maksimum
bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54Mbps dengan
menggunakan modulasi sinyal OFDM. Kanal yang tidak
overlapping berjumlah 16 buah. Bila beroperasi pada modus a,
maka protokol ini tidak kompatibel dengan tipe b dan g.
Namun, jika beroperasi pada modus g, koneksinya akan
kompatibel dengan tipe b.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar